Monday, 6 November 2017

Ini diKlik ya -> GAMELAN DAN AUTIS


Manusia hidup di dunia ini diciptakan sebagai makhluk sosial yang saling melengkapi. Kodrat manusia tidak dapat hidup sendiri sertamembutuhkan orang lain, sehingga saling berinteraksi untuk melangsungkan kehidupan dan memenuhi kebutuhannya. Tidak sedikit dijumpai orang yang mengalami gangguan interaksi sosial sehingga tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungan. Tidak jarang orang yang memiliki hambatan dalam berinteraksi dikucilkan oleh orang lain. Interaksi sosial dijelaskan oleh Walgito (Dayakisni dan Hudainah, 2006) sebagai suatu hubungan antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lainnya sehingga terjadi hubungan timbal balik. Salah satu aspek penting dalam berlangsungnya interaksi sosial adalah komunikasi. Komunikasi merupakan proses menyampaikan perasaan ataupun pikiran kepada orang lain untuk mendapatkan suatu reaksi (Dayakisni dan Hudainah, 2006). Adanya komunikasi, pesan yang ingin disampaikan akan terhubung dan sampai kepada penerima. Tanpa adanya komunikasi yang baik maka sebagai makhluk sosial akan kesulitan dalam berinteraksi.

Diagnosis and Statistic Manual IV (1994) menjelaskan autisme adalah gangguan perkembangan interaksi sosial dan komunikasi yang abnormal sehingga menimbulkan keterbatasan aktivitas. Salah satu penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif. Empat puluh tiga persen penyandang autis mempunyai kelainan pada lobus parietalis otak, yang menyebabkan anak “cuek” terhadap lingkungannya (Andraini, 2011).

Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasoleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada.
Terapi musik merupakan tipe terapi nonverbal, berbeda dengan terapi konvensional yang lain karena dalam terapi musik klien diminta mengungkapkan perasaan dan pengalaman hidupnya. Menurut Djohan (2005), terapi musik mempunyai beberapa keunggulan seperti:
a. Berpikir serta merasakan secara langsung
b. Mempunyai kesempatan “mengisi” perasaan untuk beberapa periode sehingga bisa dieksplorasi, diuji, dan diolah lewat kerja sama dengan terapis dalam proses penyembuhan
c. Mengkondisikan ekspresi pikiran dan perasaan secara nonverbal yang belum pernah dirasakan klien yang biasanya hanya diekspresikan secara verbal
d. Memperoleh perumpamaan dan asosiasi yang tidak dapat diakses melalui pemahaman verbal
e. Memperoleh keuntungan fisiologis secara langsung bagi klien dibandingkan dengan metode verbal. Kebebasan mengeksplorasi dan mencoba berbagai solusi terhadap pikiran dan perasaan dalam menghadapi masalah klien melalui cara-cara yang kreatif.


Salim (2005) menjelaskan bahwa terapi musik gamelan adalah musik gamelan yang difungsikan untuk meningkatkan kondisi non musikal tertentu. Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong.Istilah gamelan merujuk pada instrumennya yang mana me-rupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. 

Terapi musik gamelan secara efekfif meningkatkan ekspresi wajah positif pada anak autis.Suatu treatmen dapat berhasil mempengaruhi suatu kondisi atau keadaan tertentu karena didasari pada dukungan sosial yang tinggi sehingga meningkatkan motivasi.
 


 

 
kata kunci : autis
sumber : moraref.org