Manusia
hidup di dunia ini diciptakan sebagai makhluk sosial yang saling melengkapi.
Kodrat manusia tidak dapat hidup sendiri sertamembutuhkan orang lain, sehingga
saling berinteraksi untuk melangsungkan kehidupan dan memenuhi kebutuhannya.
Tidak sedikit dijumpai orang yang mengalami gangguan interaksi sosial sehingga
tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungan. Tidak jarang orang yang memiliki
hambatan dalam berinteraksi dikucilkan oleh orang lain. Interaksi sosial
dijelaskan oleh Walgito (Dayakisni dan Hudainah, 2006) sebagai suatu hubungan
antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu yang satu dapat
mempengaruhi individu yang lainnya sehingga terjadi hubungan timbal balik.
Salah satu aspek penting dalam berlangsungnya interaksi sosial adalah
komunikasi. Komunikasi merupakan proses menyampaikan perasaan ataupun pikiran
kepada orang lain untuk mendapatkan suatu reaksi (Dayakisni dan Hudainah,
2006). Adanya komunikasi, pesan yang ingin disampaikan akan terhubung dan
sampai kepada penerima. Tanpa adanya komunikasi yang baik maka sebagai makhluk
sosial akan kesulitan dalam berinteraksi.
Diagnosis
and Statistic Manual IV (1994) menjelaskan autisme adalah gangguan perkembangan
interaksi sosial dan komunikasi yang abnormal sehingga menimbulkan keterbatasan
aktivitas. Salah satu penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang
mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi
dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif. Empat puluh tiga persen
penyandang autis mempunyai kelainan pada lobus parietalis otak, yang
menyebabkan anak “cuek” terhadap lingkungannya (Andraini, 2011).
Komposisi
musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa
putaran dan pathet, dibatasoleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam
unit yang terdiri dari 4 nada.
Terapi
musik merupakan tipe terapi nonverbal, berbeda dengan terapi konvensional yang
lain karena dalam terapi musik klien diminta mengungkapkan perasaan dan
pengalaman hidupnya. Menurut Djohan (2005), terapi musik mempunyai beberapa
keunggulan seperti:
a.
Berpikir serta merasakan secara langsung
b.
Mempunyai kesempatan “mengisi” perasaan untuk beberapa periode sehingga bisa
dieksplorasi, diuji, dan diolah lewat kerja sama dengan terapis dalam proses
penyembuhan
c.
Mengkondisikan ekspresi pikiran dan perasaan secara nonverbal yang belum pernah
dirasakan klien yang biasanya hanya diekspresikan secara verbal
d.
Memperoleh perumpamaan dan asosiasi yang tidak dapat diakses melalui pemahaman
verbal
e.
Memperoleh keuntungan fisiologis secara langsung bagi klien dibandingkan dengan
metode verbal. Kebebasan mengeksplorasi dan mencoba berbagai solusi terhadap
pikiran dan perasaan dalam menghadapi masalah klien melalui cara-cara yang
kreatif.
Salim
(2005) menjelaskan bahwa terapi musik gamelan adalah musik gamelan yang
difungsikan untuk meningkatkan kondisi non musikal tertentu. Gamelan adalah
ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan
gong.Istilah gamelan merujuk pada instrumennya yang mana me-rupakan satu
kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama.
Terapi
musik gamelan secara efekfif meningkatkan ekspresi wajah positif pada anak
autis.Suatu treatmen dapat berhasil mempengaruhi suatu kondisi atau keadaan
tertentu karena didasari pada dukungan sosial yang tinggi sehingga meningkatkan
motivasi.
kata kunci : autis
sumber : moraref.org
No comments:
Post a Comment